“Makasih, Jella,” ucap Jefran setelah dibukakan gerbang oleh Jella, seperti biasa.
Setelah memarkirkan motornya, Jefran mengambil alih tugas Jella menutup dan mengunci gerbang, membiarkan Jella menunggu di teras.
Selesai, Jefran berbalik dan mendapati sesuatu yang mungkin akan membuat Jella berteriak takut. Kalau itu betulan terjadi, bukan cuma anak-anak kost yang bakal heboh, mungkin tetangga juga bakal bangun. Jefran memutuskan untuk bertindak sendiri dan berjalan cepat mendekati Jella.
“Lo kenapa mundur-mundur?” Jefran bertanya bingung karena Jella terus berjalan mundur dengan langkah kecil.
“Lo sendiri kenapa maju-maju?!” Jella bertanya panik, suaranya setengah membentak. Jefran melongo sebentar, lalu sisi jahilnya muncul. Sambil memasang wajah serius, Jefran kembali melangkah mendekat.
Jella membelalak dan jantungnya memompa lebih cepat. Punggungnya sudah membentur tembok. Demi Tuhan, Jella nggak ingin menatap mata Jefran yang akan membuatnya kelihatan lebih gentar, tapi sepasang mata cokelat gelap yang dibingkai bulu mata lentik itu seolah mengunci pandangannya. Jarak mereka kini terlalu dekat sampai Jella takut Jefran bisa mendengar detak jantungnya yang menggila. “J—Jef—”
Jella menahan napasnya ketika tangan Jefran terangkat, mendekat, lalu meraih sesuatu di pundaknya. Jefran mundur, menunjukkan seekor kumbang hitam di tangannya. “𝐿𝑜𝑜𝑘, 𝐼 𝑡𝑜𝑜𝑘 𝑡ℎ𝑒 𝑏𝑢𝑔.”
Normalnya, Jella bakal histeris melihat kumbang seukuran itu sempat hinggap di pundaknya. Tapi sekujur tubuhnya kaku, tidak bisa bereaksi apa-apa. Jefran masih berdiri di depan Jella, tidak melakukan hal lain selain mengambil kumbang itu.
Jefran menatap Jella yang masih diam dengan wajah memerah. Jefran takut wajahnya bakal berubah jadi biru kalau dibiarkan lebih lama lagi, “La?”
”....”
Jefran melambaikan tangannya di depan wajah Jella menepuk pipinya pelan, “𝐽𝑒𝑙𝑙𝑎, 𝑏𝑟𝑒𝑎𝑡ℎ𝑒.”
Seolah baru ditarik ke permukaan setelah tenggelam, Jella mengambil napas dalam-dalam. Jefran menatapnya cemas dan Jella menatapnya balik. Saat mata mereka bertemu, Jella rasa dia lebih baik betulan menenggelamkan diri di danau kampus.
“𝐽𝑒𝑙𝑙𝑎, 𝑠𝑜𝑟𝑟𝑦—”
Kalimat Jefran terputus karena Jella sudah lebih dulu kabur ke kamarnya di lantai atas.