ππππππ
From Jefran's POV:
Pernah nggak, lo dijauhi seseorang tapi lo nggak tahu apa kesalahan lo?
Mungkin sebagian pernah sih, ya. Dan sialnya, sekarang gue juga mengalaminya. Kalau lo mengira ini cuma terjadi dalam hitungan hari, lo salah. Ini udah terjadi selama berbulan-bulan.
Ini bermula ketika ada seorang cewek yang pindah ke kost yang gue tempati. Dia mengisi satu-satunya kamar kosong yang baru aja ditinggal penghuni yang sudah lulus. Nama cewek itu Jella, dia satu angkatan sama gue dan penghuni lainnya. Kesan pertama gue waktu melihatnya adalah cantik, dan gue suka. Gue sendiri nggak yakin maksud suka disini adalah love interest atau apa, makanya gue mau memastikan. Tapi Jella justru menjauhi gue.
Setiap kali anak-anak kost kumpulβbuat sekadar sambat tentang tugas atau makan-makan ketika ada yang traktir, gue selalu iseng duduk di sebelah Jella. Gue juga selalu mengumpulkan niat buat menyapa lebih dulu. Tapi sebelum gue sempat ngomong apa-apa, bahkan ketika bokong gue baru menyentuh lantai, Jella sudah lebih dulu berdiri. Entah untuk pergi ke kamar mandi atau mengambil minum, lalu kembali dan duduk di tempat yang berbeda.
Ketika kami nggak sengaja berpapasan pun, Jella selalu kelihatan buru-buru. Mentok-mentok, dia cuma memberi senyum tipis lalu pergi. Bahkan, gue pernah berpapasan sama Jella yang membawa kantong berisi sampah. Kayaknya mau dia buang di tong besar depan kost, tapi begitu melihat gue, dia masuk lagi ke kamarnya. Gue yang sudah sumringah mau menyapanya langsung kicep.
Selalu begitu. Terlalu sering sampai gue berpikir kalau dia memang sengaja dan itu bukan sebuah kebetulan. Lagian, dia kelihatan lebih terbuka waktu sama tetangga kost yang lain.
Itu membuat gue bertanya-tanya, memangnya gue ini punya salah apa?
Gue mau nanya ke orangnya langsung, tapi gimana ya, gue cuma pernah ngomong sama Jella pas kenalan, itu pun cuma beberapa kata. Oke, kalau kayak gini, gue kelihatannya cupu banget, tapi balik lagi: ya gimana ya.
Daripada bingung sendiri, gue memilih bertanya ke Rigo. Sengaja nggak nanya ke Naka atau Hema. Gue takut Hema keceplosan, karena gue lihat Hema cukup sering berinteraksi sama Jella. Kalau Naka, gue takut malah dia yang berujung mepet Jella.
Terus, setelah bertanya ke Rigo, lo tahu responnya gimana?
Dia cuma melihat gue dari atas ke bawah seolah menilai, lalu geleng-geleng kepala.
Gue balas memicingkan mata, βadakah sesuatu dari penampilan gue yang layak untuk nggak disukai?β
βSangat pede dan narsis,β Rigo ganti mengangguk-angguk, βlo mirip mantannya kali.β
βLebih absurd lagi.β
βSalah mulu. Tanya langsung aja, lah!β Rigo tiba-tiba nyolot, βlagian kenapa sih penasaran banget? Lo demen ya?!β
βYa, kan dijauhin tanpa alasan tuh nggak enak, Go.β Gue ngeles.
βHalah, demen kan lo?!β Rigo makin nyolot, βLO TUH YAβNGANGONG NGANGONG FAFIFU WASWESWOS.β
Rigo berujung ngomel dan nge-roasting gue. Ternyata, bertanya ke Rigo juga bukan keputusan yang tepat. Akhirnya, gue masih bingung dan Jella masih gitu-gitu aja. Huf.