Ed Sheeran bilang, “people fall in love in mysterious ways,” dan Jella setuju sama kata-katanya.

Jella sudah membuktikannya sendiri saat pertama kali ikut aksi demo di depan rektorat. Cuaca siang itu panas terik. Teman-teman sedepartemennya yang juga ikut jadi perwakilan berada di barisan terdepan, di dekat para ketua himpunan departemen yang sedang berorasi. Sedangkan Jella berdiri di barisan paling belakang, nggak niat, tapi tetap ikut buat cari pengalaman dan alasan buat skip kelas.

Jella menaikkan masker dan menurunkan topi yang dipakainya sampai hampir menutupi mata. Ia memanggil salah satu temannya yang masih di barisan belakang bersamanya, “Li.”

“Iyaa, kenapa?” sahut Lila sambil menoleh.

“Gue minggir, ya.”

“Kemana? Ngapain?”

Jella menunjuk pepohonan, “capek.”

“Mau gue temenin, nggak?”

“Gue sendiri aja.”

Setelah mendapat kata 'oke' dari temannya, Jella betulan mundur dan duduk di bawah pohon sendirian. Ia menundukkan kepalanya, silau juga harus menatap kumpulan orang dengan almamater kuning di cuaca seterik ini.

Cewek itu masih menunduk saat seseorang berjongkok di sebelahnya.

“Lo nggak apa-apa?”

Jella menoleh, tapi nggak menatap ke wajah orang yang bertanya, hanya sebatas figurnya. Sambil menggelengkan kepala, Jella menjawab, “nggak apa-apa.”

Cowok itu menyodorkan sebotol air mineral, “sorry, gue lihat lo lemes banget. Ini minum dulu.”

Jella baru mengangkat kepala setelahnya. Tepat saat Jella menatap wajahnya, cowok itu menoleh ke arah teman-temannya yang memanggilnya. Meski begitu, Jella masih bisa mengenalinya.

Cowok itu, Jefran Noah Baskara, anak teknik departemen sipil. Jangan tanya bagaimana Jella yang anak FMIPA bisa tahu, username instagram cowok itu seringkali nangkring di instastory teman-temannya—yah, tipikal cowok yang punya banyak teman.

Jella pernah stalk akunnya, tapi cuma sebatas itu. Jella nggak pernah berpikir untuk tertarik atau bahkan sampai jatuh hati ke Jefran, setidaknya sampai dia tiba-tiba berjongkok di sebelahnya dan menyodorkan sebotol air mineral.

Kalau kejadian itu nggak pernah hadir dalam sejarah hidup Jella, mungkin Jefran hanya akan berakhir di 'list cowok good-looking' menurut Jella.

“Makasih,” kata Jella, berharap Jefran menoleh, tapi dia sudah keburu berdiri. Jefran sempat mengacungkan ibu jarinya ke arah Jella sebelum berlari kembali ke teman-temannya dan menyatu dengan kerumunan.

... and again,

People fall in love in a mysterious ways, maybe just 'because he asked you if you were okay and gave you a bottle of water'.