just a little bit's enough.

fuyutora, petshop timeline hurt/comfort tw: past abuse

karena kazutora merasa pusing dan lemas sedari kemarin malam, maka chifuyu mengotot agar ia tetap di rumah yang mereka tinggali berdua. bertiga, jika kucing kesayangan mereka dihitung sebagai penghuni.

ia sendirian. hanya ditemani si kei, kucing anggora yang mereka adopsi bulan lalu. ditinggal seorang diri berarti kazutora akan berpikir terlalu dalam. terlalu jauh tentang hal-hal kecil.

seseorang sepertinya sudah terbiasa tersakiti, maka ia pun harus bisa mencari cara agar tidak membahayakan diri. masalahnya, apapun terasa seperti ancaman baginya. setiap kali chifuyu menutup pintu terlalu kencang, setiap kali ia mengabaikan kazutora, setiap kali ia tidak mengucapkan selamat pagi.

secara logis, seharusnya itu tidak menyakitkan. ia tahu kalau chifuyu hanya lelah, stres, dan lain sebagainya. bukan salahnya. tetapi setelah bertahun-tahun tinggal di rumah dimana segalanya itu 'salahmu, kazutora!' 'harusnya kamu tidak pernah lahir!', ya, sangatlah sulit untuk merasa tidak bersalah.

chifuyu tidak memberinya kabar hari ini. satu pesan pun tidak dikirim. selagi menatap ponselnya yang tak menerima notifikasi sedikitpun, pikirannya mulai kacau. apakah chifuyu akan membuatnya pindah rumah saat ia pulang? apakah hari ini ia akhirnya sadar kalau kazutora bukanlah orang yang ia inginkan?

pasti ia sebenarnya pengganti, tetapi itu pun tidak bisa ia lakukan. ia terperangkap di dalam siklus membenci diri yang sangat dalam, hingga ia tidak sadar saat chifuyu pulang dan melihatnya menangis terisak-isak di tengah ruang makan.

“kak?”

kazutora tidak mendengarnya. ia akhirnya sadar saat chifuyu berlutut di depannya, memegang kotak tisu yang ia letakkan di samping mereka berdua.

“kak, kenapa?”

nadanya sangat halus, hampir tidak senada dengan matanya yang tajam. kedua manik hijau itu menatap kazutora seakan-akan ia segalanya. menurutnya, chifuyu itu buta.

“nggak... pasti kamu pikir aku bodoh.”

ia tersedu, menggelengkan kepala. bukannya pergi dan meninggalkannya sendiri, chifuyu tetap berlutut di depan kazutora dengan ekspresi yang lembut itu.

“kak, kamu nggak bodoh. gapapa, bilang aja! aku mau tau apa yang buat kak kazu sedih.”

kazutora bahkan tidak bisa menjelaskan tanpa terpotong tangisan, tetapi chifuyu dengan sabar mendengarkan. ia hampir menyinggung nama baji, terdiam sebelum nama itu sepenuhnya terujarkan. chifuyu sekarang sadar apa yang mengganggunya selama ini.

“kak, dengerin chifuyu bentar ya? aku cinta kak kazu. iya, aku sayang sama kak baji, pasti kakak juga sayang dia, kan?”

kazutora mengangguk, mengelap air matanya dengan tisu yang diberikan kepadanya oleh chifuyu.

“tapi kakak bukan pengganti kak baji. aku jatuh hati sama kak kazu yang suka nyanyi sendiri sambil nyuci piring, yang hafal semua nama hewan di petshop kita, yang senyumannya ngalahin cerahnya matahari.”

chifuyu memegang erat kedua tangan kazutora yang gemetar.

“setiap bangun pagi, chifuyu cuma ngeliat kak kazu, bukan kak baji. pasti dia juga mau kita hidup bahagia, kan?”

kazutora mulai menangis lagi, tidak percaya bahwa ada seseorang yang benar-benar sesayang itu dengannya. yang benar-benar peduli, meski ia sudah mengakhiri hidup orang yang sangat penting baginya.

“udah ya, kak? jangan sedih lagi, chifuyu juga sedih kalau kakak sedih.”

chifuyu memeluknya erat-erat, dan kazutora memeluknya kembali. ia masih belum terbiasa dengan afeksi yang chifuyu berikan kepadanya, jadi ia agak malu-malu dalam merespon.

chifuyu tidak peduli akan hal itu, sepertinya, menggosokkan pipinya pada leher kazutora bak seekor kucing. kazutora memerah hingga dada, dan chifuyu pasti merasakannya karena ia tertawa kecil.

“tidur yuk, aku capek habis kerja seharian...”

“okay.”

kazutora menarik nafas, beranjak terlebih dahulu sambil mengulurkan tangan untuk chifuyu.

malam itu, mereka tidur nyenyak, saling merangkul dan saling mencintai.

end.